Sunday 22 December 2013

Tembok

Aku mendengar kisahnya. Dan seketika aku berada di dimensi waktu yang berbeda. Saat aku masih berdiri di satu ruangan yang bahkan sudah lama ditinggal penghuninya yang lain. Saat aku sedang sibuk-sibuknya membangun tembok besar dan benteng pertahanan yang kokoh. Aku sibuk. Terlalu sibuk.

Aku mengerti sekarang kenapa teman-temanku begitu membenciku ketika aku terus-menerus bercerita hal yang sama. Pun tentang orang yang sama. Selama bertahun-tahun. Aku mengerti sekarang mengapa aku dengan bodohnya mengabaikan yang lain dan lupa membangun jembatan. Walau hanya jembatan kayu atau bahkan seutas tali. Aku lupa. Aku lupa bagaimana cara memberi kesempatan kepada orang lain. Aku lupa bagaimana cara mempersilahkan yang lain masuk. Aku lupa bagaimana jatuh cinta. 

Dan ketika tembok itu mulai runtuh, aku menyangkalnya. Menyangkal bahwa cinta yang lain kini mulai masuk perlahan. Aku justru sibuk mencari material lain untuk membangun tembok yang lebih besar, lebih kuat, lebih kokoh, dan lebih segalanya. Ruangan ini hanya untuknya.

Tetapi waktu terus berlalu dan langit tak lagi secerah dahulu. Waktuku tergerus. Bahwa hidup terus berjalan. Bahwa kesempatan itu ada. Dan cinta yang baru akan menggantikan yang lama jika kamu percaya..

No comments: