Monday 31 December 2012

Habibie & Ainun

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu
Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang
Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua
Tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia
Kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini

Selamat jalan
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada
Selamat jalan sayang
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku
Selamat jalan,
Calon bidadari surgaku...

-B.J. Habibie-

Tuesday 4 December 2012

Change

Isn't it funny? Are people suffering Seasonal Affective (Mood) Disorder? HAHA of course not! But the point is that's why I think it's hardly difficult to know what people feel inside. Cause sometimes, they change too much fast. Without any reason, without a certain time, or whatever. They just change. Then finally, all becomes so strange.

Sebuah Pesan untuk Bintang

Aku menunggu itu. Menunggu kabarmu, menunggu untuk bertemu denganmu, atau mungkin hanya sekedar menunggu pesan singkat darimu. Entah sudah sejak kapan perasaan itu mulai muncul dalam hatiku. Dan entah sejak kapan pula aku selalu berusaha untuk menyangkalnya. Menyangkal kalau semua akan seperti biasa saja. Tidak ada yang aneh. Tidak ada perasaan berlebihan seperti layaknya kupu-kupu yang menari di dalam perutku. Walau sebenarnya aku tahu, semakin aku menyangkal, perasaan itu semakin erat mendekapku. Melumpuhkanku. Membungkamku.


Lalu kini, ku biarkan semua perasaan ini terserap ke atas dan akhirnya berkumpul menjadi suatu cahaya di langit sana. Di bintang. Biar ku sampaikan saja semua pesan hatiku padanya. Aku tahu, ia selalu bisa diandalkan. Selalu bisa mengerti. Sekalipun dalam kediaman.

Sunday 2 December 2012

Should I Still Wait for You?

What day is it? And in what month? This clock never seemed so alive. I can't keep up and I can't back down. I've been losing so much time. Nothing to do, nothing to lose. All of the things that I want to say. Just don't coming out right. I'm tripping on words, you got my head spinning. I don't know why.

And if this is all you want. One thing I realize, I've been losing so much time of waiting for you.

Saturday 1 December 2012

Cloud and Sky

"Eventhough cloud and sky always be together, but still, the cloud never can touch the sky"..

A Message from You!

Everytime I see the red flash on my LED phone, I wish that it was you. Even it's just to say "Hello" or "Good Night", I don't mind.

Surat yang Tak Pernah Sampai

Suratmu itu tidak akan pernah terkirim, karena sebenarnya kamu hanya ingin berbicara pada dirimu sendiri. Kamu ingin berdiskusi dengan angin, dengan malam, dengan detik jam... tentang dia. Dia yang tidak pernah kamu mengerti. Dia, racun yang membunuhmu perlahan.

Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka... tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu.

Tapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.

Dialah bagian terbesar dalam hidupmu, tapi kamu cemas. Kata "sejarah" mulai menggantung hati-hati di atas sana. Sejarah kalian. Kamu pertaruhkan segalanya demi apa yang kamu rasa benar. Dan mencintainya menjadi kebenaran tertinggimu.

Lama bagi kamu untuk berani menoleh ke belakang, menghitung, berapa banyakkah pengalaman nyata yang kalian alami bersama?

Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan. Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar, cinta adalah dia dan kamu. Interaksi. 

Hingga akhirnya, di meja itu, kamu dikelilingi tulisan tangannya yang tersisa (Kamu baru sadar betapa tidak adilnya ini semua. Kenapa harus kamu yang kebagian tugas dokumentasi dan arsip, sehingga cuma kamulah yang tersiksa?). Jangan heran kalau kamu menangis sejadi-jadinya.

Sampai pada halaman ke dua suratmu, kamu yakin dia akan paham, atau setidaknya setengah memahami, betapa sulitnya perpisahan yang yang dilakukan sendirian. Tidak ada sepasang mata lain yang mampu meyakinkanmu bahwa ini memang sudah usai. Kamu pun tersadar, itulah perpisahan paling sepi yang pernah kamu alami.

Ketika surat itu tiba di titiknya yang terakhir, masih akan ada sejumput kamu yang bertengger tak mau pergi dari perbatasan usai dan tidak usai. Dirimu yang mini, tapi keras kepala, memilih untuk tidak ikut pergi bersama yang lain, menetap untuk terus menemani sejarah. Dan karena waktu semakin larut, tenagamu pun sudah menyurut, maka kamu akan membiarkan si kecil itu bertahan semaunya.

Adapted from Dee - Surat yang Tak Pernah Sampai

Meet - Talk - Like - Love - Lose


Menyerah? Realistis?

Terkadang kita tidak tahu kapan kita harus bertahan dan kapan kita harus menyerah. Entah menjauh darimu dan meninggalkan semua adalah caraku menyerah atau aku yang memang harus belajar realistis :"

Catch The Star

“Catch a falling star and put it in your pocket. Never let it fade away”..